Kamis, 10 Juli 2008

Meninggalkan Sekolah Kebanggaan....


Pertengahan juli nanti udah masuk tahun ajaran baru, tapi aku harus meninggalkan sekolah dimana pertama kalinya aku mengenal dunia mengajar. Agak sedih juga.. karna meskipun cuma sebentar bereksperimen ngajar disana, tapi meninggalkan kesan yang ngga akan aku lupakan.

Aku inget bgt waktu awal2 ngajar, spt halnya yg lain.. Sesuatu yg baru kita mulai pertama kali pastilah bikin deg2an, nervous, di tambah aku ga ada background kependidikan. Kelas yang pertama kali aku masuki, yaitu kelas X2 @ lantai 3.. Campur aduk deh perasaan aku pada saat itu, bingung mau ngomong apa, tapi seneng juga ngeliat wajah2 penuh semangat untuk belajar meskipun anak2 X2 agak2 "berisik" dr pada kls lainnya tapi kelas itulah yg membuat aku selalu semangat untuk memasukinya....

Ada fitri yg selalu ramah n santun ma stiap guru, ada nadila yg manggil aku dg sebutan bunda.. (pdhal aku kan blm nikah :D ), agil yg selalu ga bisa diem, theo yg pengen masuk IPA n tertarik ma IT, andika yg lumayan di atas yg lainnya kalo pelajaran TIK, dini n herni sptnya mrk paling disukai ma guru2 yg lain krn paling kalem, dkknya..

Disini aku ingin menuliskan kesan2 aku selama ngajar mereka,, ada 10 kelas yg aku ajarkan. All kelas X n Kelas XI IPA.. Di kelas IPA lain lagi ceritanya,, paling ga ada beban kalo ngajar di kelas IPA..hehehe


(to be continue..)

LanjuT ya.. saMbil nunggu pengumuman Depkeu nee, coz loadingnya lama bgd!!

@LanTai 3 paling poJok..

disiTu terkumpulah anak2 X1, yg pada awalnya saya kira ga akan ada masalah ketika ngajar mereka krn anak2nya yg pada kalem2 n ga berisik klo guru sedang menjelaskan. Seiring berjalannya waktu.. saya jadi lebih tau karakter murid2 itu. Yg paling kentara yaitu ada murid dari saya pertama kali mulai ngajar sampai saya meninggalkan sekolah itu, saya ga tau wujudnya itu seperti apa.. karena 2 org murid itu ga pernah masuk kecuali pas ujian. Dan ketika di ujian saya ga pernah kebagian ngawas ruangannya, jadi sampai sekarang ga pernah tau wujudnya seperti apa.. heheheh

Loncat 1 ruangan ke sebelahnya..

kaLo di kelas ini saya jg merasa ngajar tanpa beban.. enak aja gt ngejalaninya.

to be continue again.. :)


Selasa, 08 Juli 2008

Digital Fortress


Satu lagi karangan Dan Brown yang mencengangkan. Sebelum saya membahas Digital Fortress, ada satu info yang ingin saya beritahukan. Ternyata DaVinci Code adalah novel keempat dari Dan Brown. Tampaknya, karena novel pertamanya tidak laris (Angel and Demon), Dan Brown memutuskan untuk mengarang sebuah novel yang kontroversial agar namanya dikenal umum. Nah Digital fortress ini sendiri adalah novel kedua Dan Brown. Novel ketiganya berjudul Deception Point.
Kembali ke digital fortress, kisah ini menceritakan tentang NSA (National Security Agent), departemen khusus di USA yang bertugas menerjemahkan semua kode-kode yang beredar di masyarakat dunia, bahkan mereka mampu membuka email setiap orang di dunia. Nah, cerita dimulai ketika NSA memecat seorang anggotanya. Anggota yang marah ini lalu membuat sebuah program keamanan yang saking canggihnya sehingga tidak mungkin bisa dibajak. Sedikit keterangan mengenai program ini. Kalian tahu kan program yang berfungsi untuk crack password? Contohnya ada program Advanced Office Password Recobery, yg bisa mencari password dari file office yg anda buat. Nah, program canggih yg dibuat oleh anggota buangan (aku namakan program A) itu bekerja untuk menipu program pencari password. Jika program pencari password berhasil menemukan password yg dimaksud, maka secara otomatis program A akan mengubah password yang ada menjadi password lain.
Proses itu akan berjalan seterusnya sehingga tidak mungkin program pencari password bisa menemukan password yg dimaksud. Karyawan itu mengancam akan menjual program A ke seluruh dunia, sehingga tidak mungkin NSA bisa membaca email orang lain.

Digital Fortress ini merupakan novel yang lumayan bagus, lebih menyerupai cerita-cerita yang berloncat-loncatan pada awalnya tetapi perlahan menjadi satu kesimpulan yang besar sekali. Terkadang dalam novel tersebut juga diselipkan teka-teki kecil untuk selingan pembaca dan tentu saja menambah sedikit pengetahuan umum. Sedikitnya terdapat 3 setting background dalam cerita ini, yaitu di kantor NSA, Spanyol, dan Jepang. Di mana terdapat sub stage dalam masing-masing background seperti pada kantor NSA yang terbagi menjadi ruangan Crypto/Node 3 yang menceritakan konflik antara Trevor Strathmore, Susan Fletcher, Greg Hale, dan Phil Chartrukian, dengan ruangan Direktur Leland Fointaine dengan dua orang bawahannya, Chad Brinkerhoff dan Midge Milken. Sedangkan untuk setting Spanyol sendiri terjadi dua buah cerita yang masih berhubungan yaitu alur cerita ketika David Becker, sang profesor bahasa dengan Hulohot, si pembunuh bayaran ini terlibat dalam aksi kejar-kejaran, serta dengan alur cerita 2 orang utusan direktur Fontaine yang pada awal penceritaannya tidak disebutkan mengapa mereka berada di sana. Sedangkan pada background negara Jepang, adalah cerita tentang seorang penidiri Numatech Corp, Tokugen Numataka.
Secara perlahan si penulis menggandeng masing-masing stage tersebut untuk mengarah kepada sebuah fakta yang sebelumnya berjalan diiringi dengan tumpang tindih anggapan yang salah yang sengaja ditimbulkan oleh sang penulis. Dengan latar belakang dunia maya dan internet, komentar pada buku ini juga menyebutkan bahwa novel ini merupakan buku wajib para penggemar dunia maya tersebut, tetapi sebenarnya tidak banget-banget tentang dunia maya. Sangat sedikit sekali hal-hal yang bersangkutan dengan jaringan, yang diperkenalkan di sini. Sebenarnya bukan masalah besar, tetapi Dan Brown sepertinya menghindari penjelasan detail untuk menghindari kebosanan yang bisa ditimbulkan kepada para pembacanya, dan Dan Brown memilih untuk mengincar pangsa pasarnya ke area yang lebih besar lagi.
Walaupun sebagian fakta tentang jaringan di sini semuanya benar, tetapi ada yang benar-benar mengganggu jalannya cerita tersebut, yaitu ketika pada akhir cerita, sebuah worm menyerang Bank Data NSA. Si kepala Sys-Sec, Jabba, menggunakan alat yang disebut sebagai VR (Visual Representation) untuk menggambarkan bahwa database mereka sedang diserang oleh hacker-hacker di luar sana. Penggambarannya pun bisa dibayangkan seperti layaknya film-film yang menyertakan teknologi Intrusion Detection System dengan gaya eye-candy,... sebuah lingkaran ditengah... lalu gambar-gambar lingkaran pada lapisan luar sebanyak 5 buah.. dan menghilang/menipis satu demi satu.
Sebenarnya bisa dimaklumi ide ini untuk menyederhanakan jalan cerita bagi banyak orang yang berlatar belakang non-teknis. Tapi tetap saja mengganggu pikiran saya. Hehehe.. jadi saya agak sedikit tidak menikmati waktu itu. Sementara hal lain yang diperkenalkan di sini adalah sebuah alogaritma Bruteforce, anagram yang juga sering muncul dalam novel The Da Vinci Code, prinsip Bergofsky yang belum jelas kebenarannya, karena memang saya belum pernah mendengar hal ini, Worm yang di sini juga sangat mengganggu dalam definisinya, karena dalam novel ini, tokoh Jabba, si kepala Sys-Sec, mengatakan bahwa Worm tidak seperti Virus, karena Worm tidak mereplikasi dirinya sendiri.
Untuk itu silahkan kunjungi web http://en.wikipedia.org/wiki/Computer_worm untuk perbandingannya, dan masih banyak lagi. Tapi ya sekali lagi... cuma diperkenalkan saja, untuk implementasi yang lebih dalam lagi, tidak ada dalam cerita ini. Ini cuma hiburan. Tapi secara garis besar.. buku ini bagus... cerita yang melibatkan unsur spionase, intrik, penghianatan, cinta yang tercampur dalam kepentingan-kepentingan pihak-pihak tertentu, sebuah fakta yang menggambarkan bahwa manusia kadang lebih rendah dari hewan dalam kondisi tertentu. Dan juga dibumbui cerita-cerita soal jaringan komputer yang sedikit agak aneh (kurang riset aja mungkin). Oh ya,... satu lagi.. sepertinya pengalaman si David Becker yang mengadakan perjalanan tugas ke Spanyol kurang lebih adalah menceritakan pengalaman si penulis sendiri, Dan Brown. Itu hanya pemikiran saya saja, karena ternyata Dan Brown adalah lulusan Amherst dengan dua mata kuliah utama bahasa Spanyol dan Inggris. Dan kenyataan lain, initial David Becker adalah sama dengan Dan Brown. Another code to break? Who knows... hehehehehehe...
Bagi Anda yang benar-benar tau soal komputer, kriptografi, dan segala tetek bengek soal IT, siap-siap dengan cerita-cerita aneh yang akan menyebar di sana sini dalam buku ini, maklum, si Dan Brown ini sepertinya tidak ada latar belakang IT/Programmer sama sekali.