Rabu, 13 Februari 2008

Perkenankanlah Aku MencintaiMu Semampuku..

Rabbi..

Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu
Lembar demi lembar kitab kupelajari
Untai demi untai kata para Ustadz kuresapi
Tentang cinta para nabi
Tentang kasih para sahabat
Tentang mahabah para sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam dalam jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan

Tapi Rabbi,
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan, dan kemudian tahun berlalu
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, namun
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu
Aku makin merasakan gelisahku membadai
Dalam cita yang mengawang
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi
Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan

Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan bulan, dan tahun berlalu
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakan jiwaku kembali
Menatap, memohon, dan menghibaMU
Allahu Rahim, Ilahi Rabbi
Perkenankanlah Aku mencintaiMu
semampuku
Allahu Rahman, Ilahi Rabbi
Perkenankanlah aku mencintaiMu
sebisaku

Ilahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu
Dengan kesabaran menanggung derita
Umpama Nabi Ayyub, Musa, Isa, hingga Al-Musthafa
Karena itu izinkan aku mencintaiMu
Melalui keluh kesah pengaduanku padaMu
Atas derita batin dan jasadku
Atas sakit dan ketakutanku

Rabbi,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti abu Bakar, yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya meninggalkan diriMu dan rasulMu bagi pribadi dan keluarga
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad
Atau Utsman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkan dinMu
Maka Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku,
Melalui seribu dua ribu perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan
Pada wanita-wanita tua yang menengadahkan tangan di pojok jembatan
Pada makanan-makanan sederhana yg terkirim kepada handai taulan

Ilahi,
Aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang sahabat RasulMu, hingga tak hirau dia pada anak panah musuh yg terhunjam dikakinya
Karena itu ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu
dalam shalat yg coba kudirikan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia

Rabbi,
Aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu
maka izinkanlah aku untuk mencintaiMu dalam satu dua rakaat lailku
Dalam satu dua sunnah nafilahMu
Dalam desah nafas kepasrahan tidurku

Yaa, Maha Rahman,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah
Yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku,
melalui beberapa lembar tilawah harianku
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku

Yaa Rahim
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah,
yang mempersembahkan jiwanya demi tegaknya dienMu
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihad bagiMu
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku
dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu
Maka izinkanlah aku mencintaiMu semampuku
dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru

Allahu Karim
Aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya,
bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan istrinya,
dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya,
Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segala
Perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku,
dengan mencintai sahabat-sahabatku,
dengan mencintai manusia dan alam semesta.

allahu Rahmaanurrahiim, Ilahi Rabbi,
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku
Agar cinta itu mengalun dalam jiwaku
Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku


Tertatih dalam bilangan tahun meniti cinta

Tidak ada komentar: