"Hidup itu hanya tentang dua hal, syukur dan sabar. Bersyukurlah ketika mendapat nikmat, bersabarlah ketika mendapat cobaan. Begitu pun sebaliknya, bersabarlah dengan segala kewajiban yang didapatkan setelah memperoleh nikmat dan bersyukurlah dengan datangnya cobaan karena artinya Allah sayang padamu hingga ingin menguji kadar keimananmu"
tapi ga semudah itu ternyata...... terutama untuk bersabar.
Ketika sedang TA, bertemu dengan dosen pembimbing yang luar biasa perfeksionis tapi terkadang tidak realistis dengan waktu konsultasi yang disediakannya dan akhirnya sering terkena semprotan 'kata-kata sayang'..... sabaaarr, harus sabaaarr
Ketika berhadapan dengan bos besar yang sangaattt visioner tapi tak realistis pula dengan keadaan .... sabaarr, haruss sabarr
Ketika hilang handphone di angkot, sakit cacar menyerang di saat lagi sibuk berkegiatan, koneksi internet payah ketika tugas menanti deadlinenya, hasrat belanja menggebu-gebu ketika dompet tebal hanya dengan kartu dan recehan, bukan dengan duit lembaran berwarna merah, ketika ketemu orang yang sangat tidak sevisi, ketika orang kesayangan sedang sangat jauh dari hidayah, ketika mengajar di kelas yang murid-muridnya alhamdulillah luar biasa lincahnya ...... sabarrrr, harus sabarr
Begitu banyak hal yang menuntut kesabaran, tapi ada satu hal yang saat ini buat saya merupakan ujian kesabaran terberaaaaatt. Bisa jadi itu hal kecil, tapi bagi saya luar biasa bikin susah untuk bersabar, yaitu : berhadapan dengan supir angkot yang hobi sekali ngetem.
Beginilah nasib wanita mandiri manis sekali yang minta dibeliin motor tapi ditentang keras oleh orang tua dengan alasan keselamatan!! Jadilah harus bersahabat akrab dengan angkutan kota.
Dan sayangnya sering sekali bertemu dengan supir angkot yang hobinya ngetem mencari penumpang.. arrrrghh kadang-kadang bisa gila kalo udah angkotnya diem seribu bahasa ga maju-maju hanya terdengar suara ajakan 'kebon jeruk..bon jerukk..' atau 'slipi...slipi...' padahal jelas-jelas yang diajaknya teh ga adaaaaaaa...
Saya masih bisa memaklumi kalau ternyata sang calon penumpang sedang berjalan kakii. nah ini niih kalo jalanan kosong melompong, tapi dengan keukeuh sumeukeuh sang supir tetep nongkrong di pinggir jalan, menunggu yang akan pergi, mending kalau dalam 3-5 menit sang calon penumpang hadir.. kalau sampai 20 menit???????????? wakwawww..
Yahhh saya rasa ini ujian kesabaran terberaaat buat saya, karena seharusnya ini jadi hal kecil yang mudah diatasi.
Harusnya kan saya bisa mengerti yaa kalau sang supir sedang mencari nafkah untuk keluarga, mungkin ketika mengetem yang dia pikirkan adalah setoran yang belum cukup. Mungkin dia pun tak mau berlama-lama diam di tempat nunggu penumpang karena terkadang hal itu bikin mati gaya, tapi apalah daya.. anak-anak di rumah butuh biaya untuk sekolah, istri pun butuh uang buat beli beras. Duh Gusti, hampura abdiiiiii... tapi ini memang benar-benar sulit. Sulit sekali, lebih sulit daripada ujian bahasa pemrograman ketika saya tingkat tiga, lebih sulit dari tes kemampuan bahasa arab ketika saya test di salah satu Bank Syariah.. suliiiiiiiiiiiiiit.
Doakan saya bisa lebih sabar, ya teman!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar